Minggu, 06 Januari 2008

KAJIAN PEMBESARAN IKAN NILA MERAH DALAM TAMBAK DI DESA LIKUPANG II KAB. MINAHASA UTARA

The Authors: Zulkifli Mantau dan Salmah Tirajoh

RINGKASAN



Kecamatan Likupang (Barat dan Timur) Kab.Minahasa Utara sebagai salah satu sentra budidaya pantai dan laut di Sulawesi Utara memiliki luas areal tambak 750 ha tersebar di Desa-Desa Sarawet dan Likupang II. Desa Likupang II sendiri sebagai lokasi berlangsungnya penelitian ini memiliki areal tambak seluas ± 100-200 ha. Namun dari luas tersebut hanya ± 30% yang produktif. Ketidakproduktifan ini disebabkan terutama karena faktor modal, terutama untuk pemeliharaan dan pembelian nener bandeng dan benur udang, sehingga banyak petakan tambak yang kosong tidak terisi. Oleh sebab itu perlu dicari suatu solusi dengan mengembangkan komoditi budidaya alternatif ( subtitusi bandeng dan udang), yaitu budidaya ikan nila merah dalam tambak.

Pada tahun 1986, secara nasional produksi ikan nila merah baru mencapai 268 ton. Tapi pada tahun 1989 meningkat menjadi 1.143,38 ton. Perkembangan dan penyebarannya memang amat pesat pada saat itu. Begitu pula dengan permintaan pasar baik dalam maupun luar negeri hingga saat ini masih tetap tinggi, diantaranya dating dari USA, Singapura dan Jepang. Kenyataan ini menjadi tantangan serius bagi dunia usaha perikanan khususnya di Sulawesi Utara, terutama dalam memberdayakan kembali lahan-lahan tambak yang masih “tidur” disebabkan tingginya biaya produksi bandeng dan udang. Dan jika usaha budidaya nila merah dengan memanfaatkan lahan tambak produktif yang masih “tidur” ini berhasil, maka dapat diprediksi bahwa Sulawesi Utara bisa meraup PAD yang sangat besar dari hasil ekspor ikan ini, sebab sampai tahun 2001 harga ikan nila merah ekspor mencapai US$ 10/kg.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Menemukan teknologi pembesaran nila merah dalam tambak spesifik lokasi di Sulawesi Utara; 2) Meningkatkan efisiensi faktor produksi budidaya nila merah; 3) Meningkatkan pendapatan petambak. Dengan keluaran : 1)Informasi teknologi budidaya nila merah spesifik lokasi di Sulut; 3) Optimalisasi sumberdaya lahan petani tambak. Mengambil lokasi di Desa Likupang II Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara, yang berakarakteristik AEZ pada zone pesisir, dengan komoditas pengembangan tambak. Perlakuan yang dicobakan pada penelitian adalah faktor padat tebar benih yaitu 10, 20, 30 dan 40 ekor/m2 diulang sebanyak 4 kali, menggunakan kriteria Rancangan Acak Lengkap (RAL). Analisis statistik menggunakan analisis sidik ragam (uji-F) dan uji BNt, sedangkan parameter finansial dilakukan analisis ekonomi berupa net-profit, ratio pengembalian modal, ratio pengembalian biaya operasional BC-ratio, BEP (harga dan produksi) dan payback periodh.

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa keempat perlakuan tersebut memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan harian ikan, nilai efisiensi pakan dan mortalitas. Sedangkan berdasarkan analisa usaha diperoleh pendapatan bersih Rp 697.193 /tahun, ratio pengembalian modal awal (investasi) 13,542%, ratio pengembalian biaya operasional 3 %, jangka waktu pengembalian modal 89 bulan (7 tahun 4 bulan), BEP harga Rp 11.631, BEP produksi 1.832 kg dan BC-ratio 1,03 (impas).

Tidak ada komentar: